
PGI Kecam Pembubaran Shalat Ied di Karubaga, Tolikara
PGI Kecam mengecam keras tindakan pembubaran kegiatan shalat Idul Fitri di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. Kejadian ini terjadi pada hari pertama Idul Fitri, di mana sekelompok aparat keamanan membubarkan warga Muslim yang tengah melaksanakan shalat Ied di lapangan. Pembubaran ini menimbulkan ketegangan di kalangan masyarakat setempat.
Pembubaran Shalat Ied oleh Aparat Keamanan PGI Kecam
Insiden ini terjadi ketika sekelompok warga Muslim di Karubaga sedang menggelar shalat Idul Fitri di tempat terbuka. Tiba-tiba, beberapa aparat keamanan datang dan meminta agar kegiatan tersebut dihentikan. Mereka mengklaim bahwa acara tersebut tidak memiliki izin yang sah dan berpotensi menimbulkan kerusuhan di daerah tersebut.
Namun, tindakan pembubaran ini justru memicu reaksi keras dari masyarakat dan berbagai pihak, termasuk PGI, yang menyayangkan kejadian tersebut. PGI menilai bahwa tindakan ini melanggar hak kebebasan beribadah yang seharusnya dijamin oleh negara.
Reaksi terhadap Insiden Pembubaran PGI Kecam
PGI melalui pernyataannya menyebutkan bahwa pembubaran shalat Ied tersebut adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan. PGI menegaskan bahwa setiap umat beragama berhak untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan mereka tanpa adanya intimidasi atau hambatan. “Kami mengecam keras pembubaran ini, yang jelas-jelas melanggar hak asasi manusia, khususnya kebebasan beragama,” ujar juru bicara PGI.
PGI juga mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang menjamin kebebasan beragama bagi semua warganya. Kejadian seperti ini, menurut PGI, bisa menciptakan ketegangan sosial antar umat beragama yang dapat merusak keharmonisan di tengah masyarakat.
Pemerintah Diminta Tindak Lanjut
PGI juga meminta agar pemerintah segera menindaklanjuti insiden ini dengan menyelidiki penyebab dan siapa yang bertanggung jawab atas pembubaran tersebut. Selain itu, PGI meminta agar aparat keamanan diberikan pelatihan terkait dengan hak-hak kebebasan beragama dan pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama.
Dalam kesempatan ini, PGI juga mengimbau kepada seluruh pihak untuk tidak mudah terprovokasi oleh kejadian-kejadian yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka berharap agar setiap warga negara, baik Muslim maupun non-Muslim, dapat hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati.
Keamanan dan Kerukunan Antar Umat Beragama
Ke depan, PGI berharap agar pemerintah dan aparat keamanan lebih memperhatikan keamanan dan kenyamanan umat beragama dalam menjalankan ibadah. Semua pihak diharapkan lebih sensitif terhadap pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama dan menghormati kebebasan beribadah.
“Keamanan dan kedamaian di Tolikara dan di seluruh Indonesia harus menjadi prioritas. Kita harus menjaga keharmonisan dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan,” tambah PGI dalam pernyataannya.