
Dua Desa di Tolikara Papua Terlibat Pertikaian, 21 Orang Terluka Akibat Panah
Dua Desa Pertikaian antar dua desa di Kabupaten Tolikara, Papua Pegunungan kembali meletus pada Senin, 12 Februari 2024. Insiden yang terjadi di Desa A dan Desa B ini mengakibatkan 21 orang terluka akibat terkena panah. Selain korban luka, beberapa rumah warga juga mengalami kerusakan akibat serangan antar kelompok.
Pemicu Pertikaian Dua Desa
Menurut laporan dari kepolisian setempat, pertikaian tersebut dipicu oleh sengketa lahan dan perbedaan pendapat yang telah berlangsung lama antara warga kedua desa. Ketegangan semakin meningkat setelah terjadi perkelahian antar pemuda dari masing-masing desa yang berbuntut pada serangan menggunakan panah dan senjata tradisional.
Kapolres Tolikara, AKBP Johan Saimima, mengungkapkan bahwa pihaknya segera turun tangan untuk meredakan konflik. “Kami telah mengirimkan tim ke lokasi untuk mengamankan situasi dan berupaya melakukan mediasi antara kedua desa. Saat ini kami juga meningkatkan patroli di area sekitar untuk mencegah peristiwa serupa,” tambahnya.
Korban dan Proses Penanganan
Sebanyak 21 warga mengalami luka-luka akibat serangan panah yang mengarah ke tubuh mereka, dengan beberapa korban mengalami luka serius dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat. Pihak kepolisian sudah melakukan penyelidikan dan menggali informasi dari para saksi mata di lapangan.
Sementara itu, tokoh adat, pemerintah desa, dan aparat keamanan melakukan mediasi intensif untuk meredakan ketegangan. Warga kedua desa telah dipanggil untuk berdialog guna mencari solusi damai dan menghentikan siklus kekerasan ini.
Upaya Pemulihan dan Mediasi Dua Desa
Sejak kejadian tersebut, sejumlah tokoh adat dan pemerintah daerah telah terjun langsung ke lokasi untuk membangun komunikasi dan mendukung penyelesaian konflik dengan cara damai. Selain itu, pihak kepolisian juga melibatkan mediator dari pemerintah setempat guna memastikan dialog yang konstruktif.
“Kami berharap melalui mediasi ini, masyarakat bisa mencapai kesepakatan dan menjaga perdamaian di daerah ini,” ujar Bupati Tolikara, Daniel Pahabol. Pemerintah juga berjanji akan memberikan bantuan sosial kepada korban serta mendampingi mereka dalam proses pemulihan.
Antisipasi Kejadian Serupa
Pemerintah Kabupaten Tolikara bersama aparat keamanan berkomitmen untuk terus menjaga situasi agar tetap kondusif. Mereka juga berencana untuk menggelar pertemuan adat yang lebih besar untuk mencegah konflik serupa di masa depan. Selain itu, edukasi mengenai pentingnya hidup berdampingan dan menghargai perbedaan akan terus digalakkan di kalangan masyarakat.
Kesimpulan: Pertikaian yang terjadi di dua desa di Tolikara ini menunjukkan pentingnya peran dialog dan mediasi dalam penyelesaian sengketa. Dengan upaya bersama, diharapkan ketegangan ini dapat segera mereda dan masyarakat bisa kembali hidup dalam kedamaian.