
MBG Peluang Bagi Petani Buah Tingkatkan Produksi
MBG Program kemitraan agribisnis buah yang digagas oleh perusahaan eksportir buah tropis, MBG (Malindo Buah Global), dinilai menjadi peluang emas bagi para petani buah lokal untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil panen mereka. Melalui pendekatan kemitraan berkelanjutan, menghadirkan model pembinaan, pendampingan teknis, hingga jaminan pasar bagi petani buah di berbagai wilayah Indonesia.
Fokus pada Peningkatan Kualitas dan Standar Ekspor
Direktur Operasional MBG, Hari Setiawan, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen menjembatani petani lokal agar mampu bersaing di pasar ekspor yang menuntut kualitas dan konsistensi produk.
“Melalui program ini, kami tidak hanya membeli hasil panen, tapi juga memberi pelatihan tentang standar budidaya, penanganan pascapanen, hingga sertifikasi global seperti GAP dan HACCP,” jelas Hari.
sendiri telah mengekspor buah tropis seperti mangga, nanas, dan salak ke sejumlah negara di Asia dan Timur Tengah.
Petani Terbantu dari Segi Modal dan Akses Teknologi
Salah satu keunggulan program MBG adalah adanya dukungan permodalan berbasis sistem bagi hasil serta penyediaan sarana produksi pertanian (saprotan). Hal ini sangat membantu petani kecil yang selama ini kesulitan dalam mengakses modal dan teknologi.
“Dulu kami bertani seadanya, tapi sekarang kami tahu cara menanam dengan pola yang efisien dan ramah lingkungan. Produksi naik, kualitas buah juga lebih bagus,” ujar Sudarman, petani mangga dari Probolinggo yang telah dua tahun bermitra dengan MBG.
Jaminan Pasar Kurangi Risiko Gagal Jual
Salah satu kekhawatiran utama petani buah adalah risiko gagal jual saat panen raya. Melalui sistem kontrak kemitraan, memberikan jaminan pembelian dengan harga yang telah disepakati, sehingga petani tidak perlu khawatir soal pemasaran.
“Kontrak dengan sangat membantu kami. Tidak seperti dulu yang harus rebutan pasar atau jual rugi,” kata Sri Wahyuni, petani nanas dari Lampung.
Pemerintah Dukung Kemitraan Seperti MBG
Kementerian Pertanian RI menyambut baik inisiatif seperti yang dilakukan . Direktur Jenderal Hortikultura, Dr. Yulius Sutrisno, menyatakan bahwa pola kemitraan dengan pendekatan teknologi dan kepastian pasar adalah solusi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan petani buah.
“Kami harap model seperti bisa direplikasi oleh pelaku usaha lain, sehingga sektor hortikultura kita benar-benar naik kelas dan mampu menembus pasar global secara berkelanjutan,” ujarnya.