
Elpiji Melon di Sekayam Langka Lagi
Elpiji Melon Warga Kecamatan Sekayam kembali menghadapi kelangkaan elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram atau yang dikenal dengan sebutan elpiji melon. Kondisi ini terjadi untuk kesekian kalinya dalam beberapa bulan terakhir, sehingga membuat masyarakat resah.
Kelangkaan Terjadi Sejak Awal Pekan
Menurut pantauan di lapangan, kelangkaan mulai terasa sejak awal pekan ini. Beberapa pangkalan di Desa Balai Karangan dan sekitarnya tampak kosong. Sementara itu, warga terpaksa mencari hingga ke kecamatan tetangga demi mendapatkan tabung gas.
“Saya sudah keliling ke empat pangkalan, semua kosong. Kalau pun ada, harganya naik,” keluh Nuraini, salah satu warga setempat.
Elpiji Melon Harga Melonjak di Pasaran
Akibat langka, harga elpiji melon ikut melonjak. Di tingkat pengecer, harga per tabung bisa mencapai Rp30.000 hingga Rp35.000. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) seharusnya tidak lebih dari Rp18.000.
Tak hanya itu, sebagian warga mengaku terpaksa beralih menggunakan kayu bakar untuk memasak. Kondisi ini tentu menyulitkan, terutama bagi pelaku usaha kecil seperti penjual gorengan dan warung makan.
Pemerintah Setempat Turun Tangan
Untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah kecamatan bersama agen dan Pertamina akan menggelar operasi pasar dalam waktu dekat. Camat Sekayam, Hendrianto, mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan laporan resmi ke dinas terkait.
“Koordinasi sedang dilakukan agar pasokan segera normal. Kami juga akan pantau distribusinya agar tidak disalahgunakan,” ujarnya.
Diduga Ada Penyimpangan Distribusi
Sementara itu, sebagian warga menduga ada penimbunan atau penyalahgunaan distribusi elpiji subsidi. Sebab, kelangkaan kerap terjadi menjelang hari besar atau akhir bulan, saat kebutuhan rumah tangga meningkat.
Oleh karena itu, pihak berwenang diminta turun langsung untuk menindak oknum yang mencoba mencari keuntungan dari situasi ini.