PGD Sintang Jadi Ajang Syukur dan Pelestarian Budaya Dayak

PGD Sintang, Kalimantan Barat, berlangsung meriah dan penuh makna. Kegiatan tahunan ini tidak hanya menjadi ajang syukur atas hasil panen, tetapi juga sarana penting untuk melestarikan budaya Dayak yang kian tergerus modernisasi.

Kemeriahan dan Rangkaian Tradisi Adat

PGD 2025 yang digelar di Rumah Betang Jerora Satu dihadiri oleh ribuan masyarakat Dayak dari berbagai sub-suku. Mereka datang untuk mengikuti beragam kegiatan adat seperti ngajat (tarian perang), manajah antu (ritual tolak bala), lomba anyaman rotan, hingga festival kuliner tradisional.

Ketua Panitia PGD Sintang, Hendrikus Kurniawan, menyampaikan bahwa perayaan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap leluhur dan alam semesta. “Ini adalah wujud syukur masyarakat Dayak atas berkat panen yang melimpah, sekaligus momentum mempererat persaudaraan,” ujarnya.

Dihadiri Tokoh-Tokoh Daerah dan Nasional

Acara pembukaan PGD turut dihadiri Bupati Sintang, Forkopimda, tokoh adat, dan perwakilan Dewan Adat Dayak Kalimantan Barat. Selain itu, sejumlah tokoh nasional dari kalangan Dayak juga hadir untuk memberikan dukungan terhadap pelestarian budaya.

Bupati Sintang, Jarot Winarno, dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga jati diri masyarakat adat di tengah gempuran globalisasi. “Budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga identitas. Kita jaga, kita rawat, dan kita wariskan kepada generasi berikutnya,” tegasnya.

Wadah Ekonomi Kreatif dan Pendidikan Budaya

Tidak hanya sebagai perayaan budaya, PGD Sintang juga menjadi ruang bagi pelaku UMKM untuk memperkenalkan produk lokal. Banyak stan menjual kerajinan tangan, tenun ikat, serta makanan khas Dayak yang kini mulai digemari wisatawan.

Di sisi lain, beberapa sekolah di Sintang memanfaatkan PGD sebagai sarana edukasi luar kelas. Para siswa diajak mengenal lebih dekat tradisi Dayak, mulai dari alat musik sape hingga simbol-simbol adat dalam rumah betang.

Harapan agar Tradisi Terus Berlanjut

Masyarakat berharap PGD tidak sekadar menjadi acara tahunan seremonial, tetapi bisa terus berkembang sebagai event budaya berskala nasional. Pemerintah daerah pun didorong untuk menjadikan PGD sebagai kalender pariwisata unggulan yang dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara.

Dengan semangat kebersamaan dan cinta budaya, PGD Sintang menjadi bukti bahwa masyarakat Dayak tetap teguh menjaga nilai-nilai luhur leluhur di tengah arus zaman.